Senin, 24 Desember 2012

ZAKAT

A.    PENGERTIAN
Zakat merupakan salah satu dari rukun Islam, dan disebutkan secara beriringan dengan kata Shalat pada 82 ayat di dalam Al-Qur’an. Allah telah menetapkan hukum wajib atas zakat sebagaiman dijelaskan di dalam Al-Qur’an, Sunnah Rasul, dan Ijma’ para ulama kaum Muslimin. Zakat diwajibkan secara mutlak sejak di era Mekah, yaitu pada masa perkembangan agama Islam. Tidak dibatasi berapa besar harta yang wajib dikeluarkan zakatnya dan tidak pula jumlah yang harus dizakatkan. Semua itu diserahkan kepada kesadaran dan kemurahan hati kaum muslimin. Setelah itu, pada tahun kedua setelah hijrah, menurut keterangan yang masyhur, mulai ditetapkan besar dan jumlah tiap jenis harta yang harus dizakatkan. Didalam Islam zakat diwajibkan pada emas, perak, hasil tanaman, buah-buahan, binatang ternak, barang-barang perdagangan,barang tambang, dan barang-barang temuan (harta karun). Download makalah selengkapnya dibawah ini

Filosofi Pancasila

FILOSOFI PANCASILA



Pancasila  sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia,pada hakikatnya merupakan suatu nilai – nilai yang bersifat sistematis,fundamental dan menyeluruh. Maka sila – sila merupakan suatu kesatuan yang bulat dan utuh,hierarkis dan sistematis. Dalam pengertian inilah maka sila – sila pancasila merupakan suatu sistem filsafat.  Dasar pemikiran filosofis yang terkandung dalam setiap sila, bahwa Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Indonesia mengandung arti  dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan dan kenegaraan harus berdasarkan nilai – nilai Ketuhanan,Kemanusiaan,Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan.

Burung garuda berwarna kuning emas mengepakkan sayapnya dengan gagah menoleh ke kanan. Dalam tubuhnya mengemas kelima dasar dari Pancasila.  Di tengah tameng yang bermakna benteng ketahanan filosofis, terbentang garis tebal yang bermakna garis khatulistiwa, yang merupakan lambang geografis lokasi Indonesia.  Kedua kakinya yang kokoh kekar mencengkeram kuat semboyan bangsa Indonesia “Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti “Berbeda-beda, Namun Tetap Satu“.
  •  Garuda Pancasila sendiri adalah burung Garuda yang sudah dikenal melalui mitologi kuno dalam sejarah bangsa Indonesia, yaitu kendaraan Wishnu yang menyerupai burung elang rajawali. Garuda digunakan sebagai Lambang Negara untuk menggambarkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar dan negara yang kuat.
  • Warna keemasan pada burung Garuda melambangkan keagungan dan kejayaan.
  • Garuda memiliki paruh, sayap, ekor, dan cakar yang melambangkan kekuatan dan tenaga pembangunan.
  • Jumlah bulu Garuda Pancasila melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, antara lain:
    • 17 helai bulu pada masing-masing sayap, melambangkan tanggal 17 hari kemerdekaan indonesia.
    • 8 helai bulu pada ekor,melambangkan bulan agustus.
    • 19 helai bulu di bawah perisai atau pada pangkal ekor dan 45 helai bulu di leher, melambangkan tahun kemerdekaan indonesia yaitu  tahun 1945.
  • Perisai adalah tameng yang telah lama dikenal dalam kebudayaan dan peradaban Indonesia sebagai bagian senjata yang melambangkan perjuangan, pertahanan, dan perlindungan diri untuk mencapai tujuan.
  • Di tengah-tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang melukiskan garis khatulistiwa yang menggambarkan lokasi Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu negara tropis yang dilintasi garis khatulistiwa membentang dari timur ke barat.
  • Warna dasar pada ruang perisai adalah warna bendera kebangsaan Indonesia "merah-putih". Sedangkan pada bagian tengahnya berwarna dasar hitam.
  • Pada perisai terdapat lima buah ruang yang mewujudkan dasar negara Pancasila. Pengaturan lambang pada ruang perisai adalah sebagai berikut:
  •  
     
 Sila Kedua: Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab. Rantai yang disusun atas gelang-gelang kecil ini menandakan hubungan manusia satu dengan yang lainnya yang saling membantu. Gelang yang lingkaran menggambarkan wanita, gelang yang persegi menggambarkan pria. 
Sila Ketiga: Persatuan Indonesia. Pohon beringin (Ficus benjamina) adalah sebuah pohon Indonesia yang berakar tunjang - sebuah akar tunggal panjang yang menunjang pohon yang besar tersebut dengan bertumbuh sangat dalam ke dalam tanah. Ini menggambarkan kesatuan Indonesia. Pohon ini juga memiliki banyak akar yang menggelantung dari ranting-rantingnya. Hal ini menggambarkan Indonesia sebagai negara kesatuan namun memiliki berbagai akar budaya yang berbeda-beda. 
Sila Keempat: : Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Binatang banteng (Latin: Bos javanicus) atau lembu liar adalah binatang sosial, sama halnya dengan manusia cetusan Presiden Soekarno dimana pengambilan keputusan yang dilakukan bersama (musyawarah), gotong royong, dan kekeluargaan merupakan nilai-nilai khas bangsa Indonesia. 

 Sila Kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Padi dan kapas (yang menggambarkan sandang dan pangan) merupakan kebutuhan pokok setiap masyarakat Indonesia tanpa melihat status maupun kedudukannya. Hal ini menggambarkan persamaan sosial dimana tidak adanya kesenjangan sosial satu dengan yang lainnya, namun hal ini bukan berarti bahwa negara Indonesia memakai ideologi komunisme.


Makalah Global Warming


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Makalah ini dibuat untuk menambah pengetahuan tentang pemanasan global atau global warming yang sedang terjadi saat ini. Banyak faktor atau penyebab yang membuat pemanasan global itu sendiri terjadi. Masalah dunia ini belum bisa teratasi, belum ada solusi yang efektif untuk menyelesaikannya. Mungkin sudah banyak penanggulangan yang sudah dilakukan , akan tetapi belum terlalu terlihat hasilnya yang dapat kita rasakan.
1.2. Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen. Selain itu pembuatan makalah ini untuk menyadarkan tentang keadaan yang ada pada saat ini. Harapan penulis adalah agar makalah ini dapat berguna bagi orang yang telah membacanya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pemanasan Global
Pemanasan global atau yang sering juga disebut global warming adalah peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi yang disebabkan oleh beberapa faktor penyebab. kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca Pemanasan Global akan diikuti dengan Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.
2.2 Penyebab Pemanasan Global
1. Efek Rumah Kaca
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, cahaya berubah menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembai sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.
2. Efek Umpan Balik
Proses umpan balik yang terjadi mempengaruhi penyebab pemanasan global. Sebagai contoh adalah pada proses penguapan air. Pada kasus pemansan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pada awalnya pemanasan akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.
Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.
Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif.
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah. 
3. Penggundulan Hutan
Maraknya kasus penggundulan hutan merupakan salah satu penyebab pemanasan global saat ini. Penggundulan hutan yang mengurangi penyerapan karbon oleh pohon, menyebabkan emisi karbon bertambah sebesar 20%, dan mengubah iklim mikro lokal dan siklus hidrologis, sehingga mempengaruhi kesuburan tanah. Hutan yang menjadi paru-paru Bumi kini tidak dapat berfungsi secara maksimal karena sudah sangat berkurangnya jumlah pohon yang ada. Jumlah pohon yang ada tidak dapat menyeimbangi banyaknya jumlah CO2 yang ada di Bumi.
2.3 Dampak Pemanasan Global
1. Iklim Mulai Tidak Stabil
Telah diperkirakan oleh para ilmuwan, daerah bagian utara dari belahan Bumi Utara akan memanas lebih dari daerah-daerah lainnya di Bumi. Hal ini berakibat akan mencairnya gunung-gunung es dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan tersebut. . Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.
Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.
2. Peningkatan Permukaan Laut
Saat atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, hal ini menyebabkan volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga mengakibatkan mencairnya es di kutub, terutama sekitar Greenland.
Perubahan tinggi permukaan laut akan sangat berpengaruh pada kehidupan di daerah pantai. Beberapa daerah akan tenggelam. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Bahkan sedikit saja kenaikan permukaan laut akan sangat berpengaruh pada ekosistem pantai, contohnya akan menenggelamkan separuh rawa-rawa pantai.
3. Gangguan Ekologis
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.
2.4 Pengendalian Pemanasan Global
Tantangan yang ada saat ini adalah mengatasi efek yang timbul sambil melakukan langkah-langkah untuk mencegah semakin berubahnya iklim di masa depan. Kerusakan yang telah terjadi dapat diatasi dengan beberapa cara. Daerah pantai dilindungi dengan didnding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut. Adapun cara lain, pemerintah membantu populasi yang ada di pantai untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi. Ada dua cara untuk memperlambat bertambahnya gas rumah kaca. Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut di tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon). Cara yang kedua adalah mengurangi produksi gas rumah kaca.
Cara-cara lain yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
- Menanam banyak pohon
- Bepergian dengan kendaraan yang ramah lingkungan, contoh: sepeda
- Gunakan alat elektronik yang hemat energy
- Kurangi penggunaan AC
- Daur ulang sampah organik
- Pisahkan Sampah Kertas, Plastik, dan Kaleng agar Dapat Didaur Ulang
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Pemanasan global yang terjadi saat ini adalah akibat dari perbuatan kita sendiri. Sebagai manusia kita tidak dapat menjaga dengan baik tempat dimana kita hidup. Jika kita tidak sadar akan dampak yang terjadi nanti, maka kehidupan di Bumi ini akan terancam. Untuk mengatasinya, telah dilakukan beberapa penangulangan. Penanggulangan ini akan efektif bila semua pihak turut serta untuk melakukannya. 
3.2 Saran
Pemanasan global ini dapat di kurangi jika kita menanamkan rasa cinta kepada Bumi ini. Kita harus dapat menjaga dan melestarikannya , demi kelangsungan kehidupan di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/22182806/Makalah-Global-Warming
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global

Sistem Reproduksi Ikan Gabus (Channa striata)


I. . PENDAHULUAN
 1.1 Latar Belakang
            Menurut Lagler et al (1977) ikan adalah binatang  bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah dingin (poikilothermal), hidup di dalam air, karena suhu tubuhnya dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Gerakan keseimbangan badannya menggunakan sirip, umumnya bernafas dengan insang. Ikan sebagian besar hidup di perairan laut dan selebihnya hidup diperairan darat atau tawar dan payau.
Huet (1971) mengatakan pertumbuhan  ikan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah keturunan, ketahanan tubuh terhadap penyakit dan kemampuan untuk memanfaatkan makanan, sedangkan faktor eksternal adalah kondisi lingkungan dan ketersediaan pakan bagi ikan. Pertumbuhan merupakan perubahan bentuk baik panjang maupun berat sesuai dengan perubahan waktu. Selanjutnya dijelaskan bahwa pertumbuhan dipengaruhi oleh makanan, ruang, suhu dan beberapa faktor lainnya.
             Pada Wilayah Indonesia sebagaan ar terdiri dari lautan, yaitu hampir 70% dari total luas wilayah  keseluruhan. Luasnya adalah 5,8 juta km2 perairan nusantara 0,3 juta km2 perairan laut teritorial dan 2,7 juta km2 perairan Zona Ekonomi Esklutif Indonesia, dimana Indonesia mempunyai hak pengelolaan. Indonesia mempunyai garis pantai 81000 km dan yang merupakan terpanjang kedua didunia setelah Canna   serta memiliki 17508 buah pulau (Sugandy, 1997),
             Secara umum yang di maksud dengan ikan adalah hewan vertebrata yang berdarah dingin (poilkiloterm), yang hidup dalam lingkungan air, pergerakkan dan keseimbangan badannya menggunakan sirip  dan bernafas dengan insang. Sedangkan ilmu yang mempelajari ikan dengan segala aspek kehidupannya di namakan ichtyologi.
Salah satu aspek yang mempelajari dalam ilmu ichtyologi ini adalah anatomi ikan , dimana anatomi ikan ini merupakan salah satu ilmu dasar yang penting untuk diketahui dan dipelajari oleh mereka yang berkecimpung dalam bidang perikanan.  baik secara langsung maupun tidak langsung anatomi ikan berhubungan dengan sifat ikian dan pola tingkah laku ikan serta kemampuannya dalam adaptasi lingkungan. (Rahardjo, 1980).
            Untuk menunjang kehidupan ikan dalan perairan, ikan mempunyai organ tubuh yang mempunyai fungsi tertentu. Organ dan fungsinya itu barhubungn langsung dengan sistem-sistem yang bekerja membentuk untuk keseluruhan induvidu ikan. Dalam laporan ini merupakan hasil dari praktikum  yang merupakan salah satu system penyusun organ tubuh ikan, yaitu mengenai  pada Sistem reproduksi.
             System reproduksi pada ikan terdiri atas alat-alat kelamin (organ genitalis) dan alat-alat pengeluaran (organ uropoetica/excretoria). Alat kelamin yang terdapat pada individu ikan disebut dengan gonat, gonat yang berada didalam tubuh ikan jantan disebut dengan testis sedangkan gonat yang berada didalam rongga tubuh ikan betina disebut ovary. Alat pengeluran pada terdiri atas mesonepros, ureter (ductus mesonephriducus) dan gelembung kencing (vesica urinaria).
             Ikan sebelah dindonesia , yang besarnya cukup lumayan, lain lagi dengan di Eropa ikan sebelah dari laut utara ada yang panjang tubuhnya sampai 2 m. Diluar Indonesia ikan sebelah terdapat juga dijepang, madagaskar dan pantai timur Afrika. (Effendi, 1972)

            Tujuan dan Manfaat
Tujuan praktikum mengenai sistem reproduksi ini adalah agar praktikan dapat mengetahui organ-organ reproduksi terutama gonad pada ikan, khususnya ikan yang menjadi objek praktikum serta mengetahui bagian-bagian dari gonad tersebut. Sedangkan manfaat dari praktikum ini adalah supaya mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan mengenai sistem reproduksi pada ikan secara umum.

II.  TINJAUAN PUSTAKA




Ikan terkenal sebagai makhluk hidup yang mempunyai potensi fekunditas yang tinggi dimana kebanyakan jenis ikan yang merupakan penghasil telur beribu-ribu bahkan berjuta-juta butir setiap tahun. Apabila alam tidak mengaturnya maka dunia ini akan sangat padat sekali dengan ikan. (Tim Ikhtiologi, 1989).
Sudah beribu-ribu tahun silam, manusia sudah mengenal adanya ikan, berjuta-juta macam ikan tersebar di muka bumi. Ikan adalah hewan vertebrata air yang berdarah dingin, bernafas dengan insang, bergerak menggunakan sirip, dan hidup di air (Djuhanda, 1981).
Menurut Zonneveld et al (1991) ikan mendiami hampir setiap bagian ekosistem akuatik di dunia. Habitat dimana ikan tersebut hidup, banyak menentukan bentuk tubuh, alat-alat tubuh, cara hidup, dan cara bergerak kepada ikan di dalamnya..      
Propinsi Riau merupakan salah satu propinsi yang memiliki wilayah daratan 94.561 km2 dan 3.241 pulau-pulau yang memiliki empat satuan wilayah sungai yaitu sungai Rokan, Siak, Kampar dan sungai Indragiri  yang merupakan perairan yang potensial untuk pembangunan usaha perikanan (Yuniarti, 2000).
Untuk propinsi Riau produksi perikanan umum adalah sebesar 12.706,6 ton atau 7% dari seluruh produksi prikanan Riau, dimana produksi perikanan tersebut  berasal dari kabupaten Indragiri Hulu, Kampar, Bengkalis dan Indragiri Hilir (Evy, Mujianti dan Sujono, 2001).
Ikan merupakan sumber daya hayati perairan yang penting bagi manusia.  Ikan adalah binatang bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah dingin (poikilotherma), hidup dalam lingkungan air, gerakan dan keseimbangan badannya terutama menggunakan sirip, dan umumnya bernapas dengan insang (Tim Iktiologi,1989).
Otak pada ikan terbungkus oleh kotak yang terletak didaerah kepala. Kotak otak berperan sebagai pelindung otak, karena otak merupakan organ yang lunak dan lembut. Otak yang terdapat dalam tengkorak kepala dibedakan menjadi dua: cerebellum (otak kecil) dan cerebrum (otak besar). Otak ikan pada dasarnya dibagi menjadi lima bagian yaitu: talencephalon, diencephalons, mesencephalon, metencephalon dan myelencephalon. Sedangkan organ sensori yang dimilikinya adalah mata, organ pembau dan organ pengecap (Manda et al., 2005).
Ikan Gabus termasuk salah satu jenis ikan konsumsi yang cukup digemari oleh masyarakat yang bernilai ekonomis dan bersifat predator.Ketersediaan ikan ini dialam masih mencukupi untuk kebutuhan konsumsi masyarakat.Ikan gabus ini termasuk jenis ikan yang mempunyai laju perkembangan tinggi,oleh sebab itu ikan ini mudah diperoleh sepanjang tahun.(Ahmad,1984).
Ikan gabus  mempunyai bentuk badan silindris yang memipih pada bagian ekor. Bagian kepala agak melebar dengan celah mulut yang dalam sehingga menyerupai bentuk ular.(Bloch,1753).
Ikan Gabus termasuk kedalam kingdom animalia, Phylum Chordata, Kelas pisces, Ordo Ophiochephaloidae, Famili Ophicepholidae, Genus Channa dan Spesies Channa striata (Saanin, 1968).
            Kelenjar kelamin pada ikan disebut gonat, pada jantan testis dan pada betina disebut ovarium. Testis bersifat internal dan berbentuk longitudinal, pada umumnya sepasang, bergantung pada bagian atas rongga tubuh dengan mesorchia, dibawah atau diatas gelembung gas, berwarna putih susu dan halus. (Mahardono 1979),
Kelenjar kelamin yang berwarna putih mempunyai permukaan licin, berisi sel-sel kelamin jantan (sperma) dan saluran pelepasan disebut deferens, saluran ini bertemu dan bersatu dengan saluran urine, sedangkan pada ikan betina kelenjar kelamin mempunyai permukaan kasar, berbintik-bintik, berisi sel telur atau ovum, dan saluran pelepasan disebut oviduct. (Suripto 1982).



III. BAHAN DAN METODE
            
3.1  Waktu dan Tempat
             Praktikum Ikhtiologi mengenai Sistem Reproduksi dilaksanakan pada hari Sabtu, 12 Agustus 2006, pukul 14.00 sampai dengan selesai. Di laboratorium Biologi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

3.2  Bahan dan Alat
   Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah  seekor ikan Gabus (Channa striata)Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah pisau untuk membedah ikan dan mengambil gonadnya, buku gambar untuk menggambarkan ikan yang dibawa, pena untuk menulis nama, klasifikasi dan keterangan lainnya pada ikan tersebut, pensil untuk menggambarkan ikan, rol 30 cm untuk Menghitung ukuran morphometrik ikan (TL, SL, BdH, dan HdL), penghapus, nampan untuk meletakkan ikan, dan serbet untuk membersihkan alat-alat yang digunakan setelah praktikum selesai.

3.3  Metode Praktikum
             Adapun metode praktikum mengenai “Sistem Reproduksi” dengan ikan Gabus (Channa striata) sebagai objek pengamatan, dilakukan dengan pengamatan secara langsung dilaboratorium dengan bantuan petunjuk praktikum ichtyyologi. Disamping itu juga dilakukan studi literature yang berhubungan dengan sistem reproduksi pada ikan
.
3.4  Prosedur praktikum
             Prosedur yang dilakukan dalam praktikum sistem reproduksi pertama  mengukur panjang total, panjang baku dan lebar badan, meletakkan ikan sampel pada nampan, lalu dipotong dengan pisau dimulai dengan membelah tubuh ikan dari anus mengarah keatas sampai ke lateraldorsal. Demikian juga pada daerah kerongkongan dibelah sampai kelateraldorsal. Sistem reproduksi bisa diamati dan digambar kemudian diberi keterangan.



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Ikan Gabus termasuk kedalam kingdom animalia, Phylum Chordata, Kelas pisces, Ordo Ophiochephaloidae, Famili Ophicepholidae, Genus Channa dan Spesies Channa striata (Saanin, 1968).
              Ikan sebelah bentuk tubuhnya pipih dan memanjang, hampir mirip dengan ikan lidah, sirip punggung dan sirip dubur menjadi satu dengan sirip ekor. Kedua matanya terdapat pada sebelah tubuh, ikan ini dapat merubah warna tubuhnya sesuai dengan warna substrat, rahang dan susunan gigi pada kedua belah pihak dari tubuh hampir sama. Jenis ikan ini diindonesia tidak begitu penting dalam ekonomi, disebabkan tubuhnya tidak begitu besar dan jumlahnya tidak begitu banyak. Ikan sebelah di Indonesia yang besarnya cukup lumayan,misalnya psettudes erumei yang disebut ikan langkau (Pulungan Et. Al, 1987).





            Gambar.1. Ikan Gabus (Channa striata)
Dari pengukuran yang telah dilakukan, ikan ini mempunyai ukuran morphometrik diantaranya adalah sebagai berikut panjang total (TL) = 280 mm, panjang baku (SL) = 230 mm, panjang kepala (Hd L) = 70 mm, tinggi badan (Bd H) = 60 mm.

 




 

 

Gambar 2. Bentuk Testes Gabus  (Channa striata)

ket:erangan :
1.      Duktus eferan                  6. Duktus kencing
2.      Epididimis                        7. Kandul sperma
3.      Ginjal haluan                    8. Sinus urogenital
4.      Ginjal renal                       9. Papila urogenital
5.      Vesicel sperma


4.2 Pembahasan
                       
            Dari hasil pengamatan yang dilakukan terhadap ikan Gabus (Channa striata) bahwa secara anatomi ikan ini memiliki sistem reproduksi testis karena ikan Gabus (Channa striata) mempunyai ciri-ciri kepala yang non simetri. Sisik-sisik dari jenis stenoid. hidup dilaut lepas dan makananya berupa carnivora
            Sistem reproduksi pada ikan Gabus (Channa striata) menggunakan alat kelamin jantan (testes), bentuk testis pada ikan berwarna putih susu, lembek dan terletak pada bagian internal dan berbentuk longitudinal. Umumnya berpasangan tergantung rongga tubuh.
            Kelenjar kelamin pada ikan disebut gonat, pada jantan testes dan pada betina disebut ovarium. Testes bersifat internal dan berbentuk longitudinal, pada umumnya sepasang, bergantung pada bagian atas rongga tubuh dengan mesorchia, dibawah atau diatas gelembung gas, berwarna putih susu dan halus. (Mahardono ,1979),
            Rahardjo (1980). Menyatakan bahwa Ovarium berbentuk longitudinal , letaknya internal dan jumlahnya sepasang, bergantung pada bagian atas rongga tubuh dengan prantara mesovaria. Posisinya dibawah tulang punggung dan ginjal disamping gelembung udara, warnanya berbeda-beda, keputihan pada waktu belum matang, dan menjadi kekuningan atau agak orange setelah matang .Dan menambahkan bahwa jumlah telur yang dihasilkan oleh betina  umumnya jauh lebih benyak pada ikan yang melakukan fertilisasi internal. Berdasarkan tempat embrio berkembang terdapat tiga golongan yaitu ovipar, vivipar dan ovipar. Berdasarkan tempat ikan memijah, ikan dapat dimasukkan kedalam beberapa golongan yaitu lithopil ikan yang memijah pada dasar perairan yang berbatu, phytophil ikan yang memijah pada tanaman, psamophil ikan yang nenijah pada kolam air yang terbuka dan ostracopil ikan yang memijah pada cangkang hewan yang telah mati.

            Kelenjar kelanim yang berwarna putih mempunyai permukaan licin, berisi sel-sel kelamin jantan (sperma) dan saluran pelepasan disebut deferens, saluran ini bertemu dan bersatu dengan saluran urine, sedangkan pada ikan betina kelenjar kelamin mempunyai permukaan kasar, berbintik-bintik, berisi sel telur atau ovum, dan saluran pelepasan disebut oviduct. (Suripto ,  1982),
           



              Alat pengeluaran pada ikan terdiri dari Mesonepros merupaka organ yang terdapat sepasang, berwarna merah tua dan terletak diantara gelembung renang dan tulang punggung, mempunyai bentuk yang bervariasi, agak memanjang dan mempunyai bagian yang membesar yang terjepit diantara kedua bagian pneumatosit. Ureter (ductus mesonephriducus)  merupakan saluran yang keluar dari mesoneproa dan Gelembung kencing (vesica urinaria) merupakan persatuan ureter kanan dan kiri.



V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan kita dapat mengetahui organ-organ penyusun sistem reproduksi pada ikan. Objek yang diamati dan yang ditemukan selama praktikum adalah testes dan bagian-bagiannya.
Sistem reproduksi merupakan sistem yang sangat penting bagi ikan. Sistem reproduksi pada ikan terdiri atas alat-alat kelamin (organ genitalia/gonad) dan alat-alat pengeluaran (organ uropoetica yang terdiri atas mesonepros, ureter dan vesica urinaria).Gonad yang terdapat pada ikan jantan disebut testes sedangkan pada ikan betina disebut dengan ovary.
            Sistem reproduksi pada ikan Gabus (Channa striata) memiliki Gonat yang terdpat didalam rongga tubuh ikan jantan disebut testis, bentuknya sangat tergantung pada rongga tubuh yang tersedia, pada umumnya berbentuk memanjang, jumlahnya sepasang yang menggantung pada mesentries (mesorchia) pada bagian atas rongga tubuh. Posisinya persis dibawah tulang punggun disamping gelembung udara. Warnanya bervariasi mulai dari transparan sampai berwarna putih susu. alat kelamin jantan (testes), bentuk testis pada ikan berwarna putih susu, lembek dan terletak pada bagian internal dan berbentuk longitudinal. Umumnya berpasangan tergantung rongga tubuh.
              Testis  pada ikan jantan terdiri Duktus eferan, Epididimis, Ginjal haluan , Ginjal renal , Vesicel sperma, Duktus kencing,Kandulsperma, Sinus urogenital , Papila urogenital. Sedangkan alat pengeluaran terdiri dari Mesonepros, Ureter (ductus mesonephriducus)  dan Gelembung kencing (vesica urinaria).
             
5.2 Saran
              Praktikum tentang Sistem reproduksi pada ikan Gabus (Channa striata) ini untuk penyempurnaan  deskripsi agar pihak yang berkepentingan untuk melanjutkan study tentang ikan ini dapat menggunakan  dan menambahkannya demi kesempurnaan dari suatu laporan.


DAFTAR PUSTAKA



Effendy, M., 1972. Fish Biology. Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor, 86 Halaman.

Mohardono (1979), . Ictiology. Institut Pertanian Bogor, Bogor, 110 Halaman

Pulungan, C. P. 1987. Jenis-Jenis Ikan Cyprinid Daerah Riau. Estuaria. Vii(2):10
            13

Rahardjo, 1980. Ictiology. Institut Pertanian Bogor, Bogor, 125 Halaman.
Saanin, H., 1984. Taksonomi Dan Identifikasi Ikan Jilid I Dan Ii. Bina Cipta, Bandung. 508 Hlm.
Huet, M. 1971. Text  Book  Of  Fish  Culture  Breeding  And  Cultivation Of  Fish Fishing (New Book) Ltd. London.
Lagler, K. P. Et Al. 1977. Ichthyology. Jhon Weley And Sons, Inc. New York, 504 Halaman

Sugandy, A., 1997. Penggolongan Wilayah Pesisir Dan Laut Terpadu. Makalah Pada Lolakarnya Pengelolaan Laut Dan Pesisir Lestari, Hima Ik Unri, Pekanbaru Unri. 14 Halaman (Tidak Diterbitrkan).

Suripto, 1982. Anatomi Ikan, Merpati, Kadal Dan Marmut, Seri Bi-1. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Umum, Jakarta. 80 Hlm..

Evy, R., Endang Mujiani  Dan  K, Sujono. 2001. Usaha Perikanan di Indonesia. Mutiara Sumber Widya. Jakarta. 96 hal.

Dinas Perikanan Kabupaten Bengkalis. 1996/1997. Kebijaksanaan umum tentang perikanan dan kelautan. Bengkalis. 27 hal

Djuhanda, T. 1981.Dunia ikan. Bagian I. Kehidupan ikan dalam ekosistem perairan di Indonesia. 20 hal.

Kotelat et al. 1993. Freswater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Ikan Air Tawar Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi. Periplus Aditions (HK) Ltd, Bekerjasama dengan Proyek EMDI. Kantor menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Jakarta. 23 hal.